Pendekatan Sosiologis Fenomena 2030 Kasus Perceraian di Makassar

2 minutes reading
Thursday, 18 Jan 2024 23:07 0 1285 Anshar Aminullah
 

Angka 2030 dari jumlah perceraian yang terjadi sepanjang tahun 2023 di Makassar ini menjadi hal yang cukup menyita perhatian kita.

Dari faktor pemicu perceraian dari data Pengadilan Agama kelas 1A Makassar dimana penggugat didominasi perempuan, namun kita tidak boleh melakukan kanalisasi karakteristik sikap dari perempuan kelas-menengah dan kelas-bawah dari pengambilan keputusan mereka bercerai.

Dibebaskannya oleh suami untuk mencari pendapatan sendiri selain tugas utama sebagai ibu rumah tangga memang berpotensi menumbuhkan rasa mapan dan sanggup mandiri, bahkan walatu tanpa didampingi suami kelak. Di sisi lain, faktor kekerasan dalam rumah tangga, Perselingkuhan juga harus diakui tetap menjadi pemicu hingga meningkat tajam jumlah perceraian di Makassar.

Meskipun ini menjadi ranah privasi bagi mereka namun ini menunjukkan bahwa era modern ini kesadaran membangun komitmen berlandaskan pentunjuk agama ini mengalami perubahan yang cukup signifikan.

Rentang usia 25 – 40 tahun menunjukkan level produktivitas mereka di usia demikian masih cukup produktif, sehingga perasaan sanggup mandiri walau tanpa suami pasti akan tumbuh.

Yang tidak boleh kita nafikan adalah gugatan cerai yang diajukan oleh laki-laki. Faktor pertengkaran dan perselisihan akan tetap menjadi pemicunya. Namunpun demikian kita jangan berfokus pada siapa yang salah atau yang benar.

Terlepas dari persoalan itu adalah sebuah pilihan hidup, namun perkembangan psikis anak-anak dari hasil pernikahan pasangan yang bercerai ini akan sangat berimbas. Peluang terjadinya broken home tidak boleh kita abaikan pada anak-anak mereka yang terdampak perceraian ini, dan tentu kita perlu was was akan hal ini sebab menyangkut perkembangan psikologis generasi bangsa ini.

Pernyataan ini juga telah lebih awal di terbitkan oleh media :

https://daerah.eranasional.com/62766/sepanjang-2023-sebanyak-2030-janda-baru-di-makassar-ini-kata-sosiolog

https://mediaktual.com/2024/01/13/makassar-dihuni-ribuan-janda-dan-duda/