Kemudahan akses informasi penyedia jasa prostitusi melalui aplikasi digital, ditambah lagi dorongan gaya hidup serta kebutuhan menambah finansial dengan cara instan, maka tidaklah mengherankan banyak remaja kita khususnya yang masih berstatus pelajar terjebak dalam prostitusi online ini.
Kita tak bisa sepenuhnya menyalahkan lingkungan keluarga yang kurang peduli terhadap pendidikan moral di internal mereka, sebab variabel lain berupa intensitas interaksi mereka dengan asupan informasi berbau porno membuat rasa ingin tahu dan mencoba mereka menjadi sulit terhindarkan. Sangat disayangkan memang ketika usia pelajar yang kemudian terjebak dalam aktivitas prostitusi online ini.
Namun kita tetap berharap ini menjadi pelajaran penting bahwa moralitas disebagian kelompok remaja kita mengalami kemunduran dan ini menjadi warning keras agar para orang tua harus lebih berbenah dalam memberikan pengawasan dan pelajaran berbasis religius pada anak-anak remaja di internal keluarga masing-masing