Perubahan Sosial dan prilaku konsumtif masyarakat perkotaan sekarang ini memang agak sulit terbendung. Peralihan pusat lalu lalang perekonomian yang sekarang ini banyak terkonsentrasi di sekitar Panakukang juga tetap mesti disyukuri oleh karena ini sinyal roda perekonomian di kota ini masih berjalan bagus.
Namun disisi lain, perubahan pola belanja atau bertransaksi jual beli dari klasik seperti mengunjungi langsung lokasinya sekaligus jalan-jalan mencari suasana yang punya ciri khas tersendiri seperti di kawasan kota tua Makassar di area pecinan, itu lambat laun sepi seolah tergeser oleh kemajuan jaman yang lebih mudah dilakukan dengan sistem order secara online.
Akibatnya selain kawasan kota tua Makassar ini, juga kawasan ekonomi di wilayah pasar sentral pun juga kena dampak.
Namun sesungguhnyanya jika kita cermati, kawasan pecinan ini bisa hidup kembali bahkan lebih baik dari sebelumnya. Hanya saja memang dibutuhkan komitmen pemerintah Kota dan kolaborasi dengan masyarakat serta berbagai pihak yang punya kepedulian menghidupkan kembali perekonomian di kawasan ini.
Beberapa hal yang bisa dijadikan sebagai alternatif guna menghidupkan kembali kawasan perekonomian Pecinan di Makassar yang telah sepi, tetap diperlukan pendekatan kolaboratif antara masyarakat dan pemerintah kota. Berikut strategi yang mungkin bisa dipertimbangkan:
Pertama, Revitalisasi Infrastruktur dan Lingkungan oleh pemerintah Kota, mulai dari Perbaikan fasilitas umum (jalan, penerangan, drainase, ruang terbuka) meskipun harus secara bertahap, sebab ini tentunya membutuhkan anggaran yang cukup besar.
Kedua, Penataan ulang zona perdagangan, kios/ usaha agar lebih tertib dan menarik dan rapi. Penyediaan fasilitas pendukung seperti parkir resmi, toilet umum, dan area kuliner. Nah kuliner ini yang sesungguhnya bisa menjadi nilai tambah bagi para pengunjung yang hobby berburu kuliner tradisional.
“Perubahan pola konsumtif dan pola bertransaksi bahkan perilaku dalam berbisnis ini sesungguhnya bisa kita rekayasa dengan pedekatan yang berirama dengan kemajuan dunia digital namun tetap mengedepankan sisi humanisnya.”
Anshar Aminullah
Ketiga, Promosi & Branding Kawasan Pecinan ini bisa lebih massif lagi. Dan saya kira, para youtuber, selebgram dan influencer asal Makassar dsn di Sulsel umunya kita percaya akan banyak yang ikut berpartisipasi secara sukarela demi kemajuan kembali zona perekonomian ini. Meskipun pemkot tentunya tetap perlu menyiapkan post anggaran untuk promosi ini.
Keempat, Pemerintah Kota Makassar bisa lebih giat mengadakan event rutin seperti festival lokal, pasar malam, atau bazar UMKM. Membuka rumah kreatif atau inkubator bisnis di kawasan tersebut, serta Menyediakan ruang ekspresi bagi anak muda dan mahasiswa seperti area seni bagi komunitas, dan diskusi publik bagi para tokoh dan aktivis.
Kita optimis dengan beberapa alternatif diatas, bisa membuat hidup kembali kawasan perekonomian klasik dan punya ciri khas menarik dan daya jual tinggi ke wisatawan luar maupun lokal untuk berkunjung ke kawasan Pecinan ini.
Perubahan pola konsumtif dan pola bertransaksi bahkan perilaku dalam berbisnis ini sesungguhnya bisa kita rekayasa dengan pedekatan yang berirama dengan kemajuan dunia digital namun tetap mengedepankan sisi humanisnya.
Pernyataan ini juga telah dimuat lebih awal di Media: