Kelompok manusia Silver ini seolah telah membangun sebuah Solidaritas Mekanis, dimana mereka membangun kebersamaan dengan tingkat ketergantungan yang bertambah, sebagai hasil dari bertambahnya spesialisasi dalam pembagian pekerjaan mereka di lapangan.
Perilaku melawan manusia silver pada upaya penertiban mereka ini sudah tak bisa ditolelir lagi dengan tindakan standar internal melalui pola penanganan dinas sosial dan satpol PP Kota Makassar.
Tindakan melawan dengan nuansa sedikit ekstrim yang melempar bahkan menggunakan busur ini sudah sangat bisa masuk ranah kriminal. Satpol PP dan Dinsos sudah saatnya menggandeng TNI/ Polri untuk menanganinya. Kecenderungan membahayakan warga sekitar itu mesti menjadi pertimbangan utama.
Pembiaran cara ‘defensif-ofensif’ manusia silver ini makin lama akan membuat Makassar terkesan mirip-mirip kota Gotham ataupun kota para ‘gangster’ pemula yang sudah tidak peduli dengan aturan melalui tindakan penertiban pemerintah kota. Pola penanganan TNI/ Polri nantinya kita harapkan bisa memberikan efek jera oleh ulah perlawanan yang membahayakan warga ini.
Pemerintah Kota mestinya was-was jangan sampai pola perlawanan ekstrim mereka ini menjadi rule model bagi siapapun yang punya kerentanan berurusan dengan Satpol PP, bahwa melawan dengan cara kekerasan cenderung masih bisa ditolelir oleh Pemkot, sehingga hal ini perlahan namun pasti akan bertumbuh menjadi sebuah kebiasaan melawan disertai kekerasan, yang akan mereka rawat sebagai bagian respon balik ketika mereka terancam dalam kelompok mereka.
Pernyataan ini juga telah dimuat lebih awwl di media :