Ketika alasan mengisi waktu luang menjadi awal mula kecanduan aplikasi slot secara massif, rilis data sementara di angka seribuan wakil rakyat kita yang tergiur bermain judi online. Laporan PPATK ini sontak mengagetkan publik.
Padahal masih hangat sisa keraguan rakyat di pemilu 2024, perihal bagaimana nasib bangsa ini kedepan di tangan person yang reputasinya masih dipertanyakan sebagai wakil kita di parlemen untuk masa bakti 5 tahun.
Jadwal pelantikan pun masih tersisa beberapa bulan, keterlibatan lebih dari 1000 orang DPR – DPRD dalam judi online menjadi kabar tak sedap bagi yang terpilih maupun yang masih sedang menyelesaikan periodesasi masa jabatannya saat ini.
Perputaran duit hampir 25 Miliar tentu tak seberapa bagi akumulasi jumlah anggota dewan yang terlibat. Namun implikasinya setidaknya akan membuat publik bertanya-tanya, bagaimana mungkin orang-orang terbaik yang telah mereka pilih di 2019 lalu dan mungkin kembali terpilih di pemilu 2024, itu mencari nafkah tambahan dari bermain slot. Tidak cukupkah gaji mereka, atau apakah khufur nikmatsedang melanda 1000-an orang ini?
Disaat bersamaan, program Tabungan perumahan Rakyat (Tapera) yang hingga hari ini masih menjadi pertanyaan tak sedikit orang, perihal membawa manfaat atau justru menjadi beban hidup baru bagi rakyat akhirnya disetujui semua fraksi di DPR RI. Bukankah masih banyak kekayaan alam serta duit rakyat melalui pajak yang bisa dimaksimalkan kembali untuk kemaslahatan rakyat, bukan dengan memberikan sesuatu yang berpotensi membebani ekonomi mereka.
Di periode 2013-2014, Wapres Boediono kala itu pernah menolaknya, namun hanya bisa bertahan sesaat. Bukan tanpa alasan yang jelas, Wapres Boediono keberatan dan berusaha menahan agar regulasi itu tidak hadir, tapi karena Tapera ini tidak terlepas dari upaya menggiring rakyat untuk menabung khususnya bagi para pekerja, demi sebuah rumah yang bukan untuk mereka sendiri, khan aneh jadinya.
Dan akhirnya, tepat di tahun 2016, wakil kita di DPR akhirnya mengesahkan Undang-Undang Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera). Dan selang empat tahun, Presiden Jokowi akhirnya menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2020 tentang Tabungan Perumahan Rakyat.
“Dan jika pada akhirnya para anggota DPR-DPRD kita menganggapnya sebagai kemajuan budaya pada masyarakat modern, maka bagaimana mungkin kita bisa berharap banyak pada wakil kita yang suka bertaruh nasib melalui situs judi online”. Anshar Aminullah
Dalam beberapa hari ini, riuh aksi penolakan Tapera ini justru malah tertutupi dengan isyu judi online hingga data PDNS yang hilang tanpa Backup. Di isyu judi online di kalangan DPR-DPRD ini semakin mempertegas bahwa moralitas bangsa kita sedang tidak baik-baik saja. Memang bukanlah hal yang mudah berhadapan dengan maraknya penyedia layanan aplikasi dan web untuk judi slot ini.
Dengan jumlah 2.1 juta Situs judi online yang telah diblokir pemerintah menurut data Kominfo, jumlah yang tak main-main sebagai salah satu sarana perusak nilai-nilai budaya dan religius bangsa ini. Ini juga menjadi alarm serius bagi masa depan bangsa kita.
Produk ilegal hasil kreativitas manusia ini jika tak dijadikan sebagai musuh bersama maka dia akan menjadi produk yang akan dimaklumi sebagai kenyataan sosial yang mesti dipermaklumkan dengan cara melahirkan aturan resmi untuk melegalkannya.
Dan jika pada akhirnya para anggota DPR-DPRD kita menganggapnya sebagai kemajuan budaya pada masyarakat modern, maka bagaimana mungkin kita bisa berharap banyak pada wakil kita yang suka bertaruh nasib melalui situs judi online. Jangan-jangan nasib kita juga telah di gadaikan melalui wewenangnya mengawasi dan membuat regulasi demi kepentingan ketersediaan chip di judi slot pada website pilihannya.
Saat jemari 1000-an orang ini asyik bermain judi slot, Tapera melenggang dengan mulus menjadi kebingungan baru bagi rakyat kecil yang baru saja mempercayakan nasibnya kepada para wakil rakyat terpilih, sementara rakyat sendiri hanya dipercaya sekali dalam lima tahun tepat saat mereka mencoblos di kotak suara.
Semoga Wakil kita di DPR dan DPRD bisa kembali ke khittahnya sebagai wakil kita dalam makna yang sesungguhnya.
Tulisan ini juga telah terbit sebelumnya di media :
https://herald.id/2024/06/30/telaga-humanistik-tapera-lolos-saat-jemari-dewan-main-slot/